grass

grass

Sabtu, 27 November 2010

Lelakiku

Lelakiku adalah lelaki paling tampan yang pernah ku kenal. Pacar-pacarku sebelumnya belum pernah ada yang setampan dia. Wajahnya bulat telur, dengan mata bulat jernih, hidungnya mancung, ditambah bibir penuh yang dengannya dia mencuri cium pipiku di sudut cafe. Kulitnya tidak terlalu putih, coklat sedang. Rambutnya sedikit ikal, dan aku sangat menikmati saat tanganku bermain diantara riak gelombang rambutnya. Perawakan tubuhnya tidak tinggi tapi juga tidak pendek, tapi yang terpenting dia lebih tinggi dari aku, jadi ketika aku memerlukan kehangatan aku bisa langsung menyusup ke dadanya yang lebar. Genggaman tangannya yang kuat tapi lembut membuat aku selalu merasa tenang dan nyaman. tarikan sudut bibirnya selalu memberikan efek hangat untuk hatiku. Suaranya sedikit berat kadang berbicara dengan nada tegas dan berwibawa.

Dia adalah lelakiku, yang telah bersamaku melewati 2 musim di negeri tropis ini. aku mencintai hujan, dengannya aku melalui musim ini dengan sangat sempurna. Juga dengannya, musim kemarau yang kering dapat dengan mudah kulalui tanpa sedikitpun keluhan keluar dari mulut tipisku.

Lelakiku, adalah lelaki teromantis yang pernah ku temui. Dia pantang merayu, but he always shows me love.
Omelan dan keluhanku, selalu dia balas dengan genggaman lembut dan senyum yang hangat.
Sedih dan tangisku, akan sangat cepat terobati ketika dia menarikku dalam pelukannya.
Dia akan selalu ada, kapanpun aku membutuhkannya, i guarantee, he'll always there for me, 24 hours!
caranya memperhatikanku membuai getar2 jiwaku. Tidak berkesan kampungan, tidak berlebihan, tapi membuat aku kecanduan.

Lelakiku adalah lelaki sempurna yang pernah Tuhan kirim untukku.
Bersamanya aku tidak pernah bisa berhenti untuk tersenyum, berharap suatu hari kelak aku bisa menjadikannya pendamping sepanjang usia.

Seminggu yang lalu genap 1 tahun aku mengenalnya, berjalan di sampingnya, menemaninya, mencintainya dengan sepenuh jiwa.
Tanpa bermaksud berlebih, aku berniat memberikan sebuah upacara kejutan untuknya. sepagi mungkin aku sudah berdandan cantik. 12 bunga mawar merah, pertanda usia jalinan cinta kami yang aku siapkan dari kemarin sore, tertata dengan indah di bungkus kain perca berwarna merah jambu. Aku akan datang, mengetuk pintu apartemennya, mengucapkan kata2 penuh cinta, sepagi mungkin...

Seminggu yang lalu, genap 1 tahun usia cinta kami, dan tepat di depan pintu apartemennya, air mataku mengalir begitu saja. Tidak bisa ku hentikan karena alirannya terlalu deras. wajahku merah menahan kecewa, dan aku tiba tiba aku lupa bagaimana caranya tersenyum. Jangan lagi di tanya bagaimana perasaanku, karena hatiku sudah tidak kulihat lagi bentuk dan rupanya. Ku banting 12 mawar merah yang tak lagi indah karena habis di cabik olehku. Ku dorong dada lebar lelakiku yang tak lagi memberikan hangat. dan ku hujani dia dengan pertanyaan yang tak pernah dia bisa jawab "mengapa, mengapa dan mengapa?"

ya, lelakiku, lelaki tampanku, pujaanku, lelaki yang selalu aku banggakan, yang tak pernah luput dari ingatanku.
Lelakiku yang juga ternyata mencintai lelaki lain. Dengan lelaki lain dia hidup satu atap menjalin cinta semu, dan mungkin seminggu yang lalu mereka juga sedang merayakan jalinan cinta kasih mereka..

Cintaku untuk bapak

....Ah..apa namanya ini? Mereka bilang sih cinta buta..
What the hell..mereka mau bilang cinta buta, cinta monyet, cinta semu..apapun namanya itu..


setiap sore bapak akan datang memanggil halus namaku di balik pintu. buatku suara bapak kala itu seperti nyanyian seribu malaikat. Merdu dan syahdu. Dan ketika ku membuka pintu, aku akan langsung berlari kepelukannya, menyusup ke dadanya, tanganku langsung melingkari perut tambunnya, dan akan ku ciumi pipi bulatnya tiada henti, sampai bapak kehabisan napas, dan terkekeh kekeh meminta ampun. Lucu sekali kalau bapak sudah begitu.

Bapak tidak pernah lama di rumah, tapi selalu setiap hari. Setiap makan siang, dan pulang ketika matahari penat bersinar.
ketika ku tanya bapak kenapa suka sekali makan siang di rumahku, bapak hanya menjawab sambil mengedipkan mata, "aku kecanduan semur jengkol buatanmu"
hahaha..bapak memang pencinta nomor satu makanan itu.

Setelah makan siang, biasanya kami hanya duduk di teras belakang. Berbincang, bicara apa saja. Membicarakan bapak yang akhir2 ini sudah seperti selebritis hilir mudik di layar kaca, ditanya ini itu. Kadang aku suka meledeknya, ada artis baru tapi ubanan. Bapak seperti biasa hanya terkekeh sembari menjawil sedikit pipiku. Atau berbicara tentang situasi tempat kerjanya yang sudah tidak kondusif, partner kerjanya yg dulu bersumpah akan setia sekarang mulai sering membangkang, tentang pendemo yang beringas, tentang kelelahannya menghadiri rapat2 pleno yang tidak jelas juntrungannya.
Kami berbicara apa saja, tepatnya bapak berbicara apa saja, dan aku hanya diam, kadang hanya O ya, dan Ooo, yang keluar dari mulutku, tapi seringnya aku memposisikan diri sebagai pendengar.

Jika bapak terlalu lelah, siang hanya dihabiskan bapak dengan tidur. pada waktu itu aku akan melumat habis wajah bapak, tak sedikitpun ku palingkan pandanganku dari wajah tua bapak. semakin dilihat, wajah bapak semakin menarik, dan aku sangat menyukainya.
Atau kami menghabiskan siang dengan bermalas2an di tempat tidur, setelah kuberikan pelayanan ekstra untuk bapak. kalau sudah begini, bapak tampak 10 tahun lebih muda dari umurnya. Siapa sangka di umurnya yang nyaris disebut umur pensiun bapak masih cukup gesit melayani aku.

hanya 5 jam bapak di rumah, setiap hari, selama 5 tahun ini, dan tidak pernah ada keluhan yang aku lontarkan untuk bapak.
Bapak boleh datang kapan saja, semau bapak, tokh ini rumah bapak juga. Rumah sederhana berbentuk minimalis ini dibelikan bapak 1 tahun setelah kita sepakat menjalin sebuah hubungan. Agar lebih mudah dekat dengan kamu, itu yang dibilang bapak waktu itu. Aku sih hanya mengiyakan saja. Untuk seorang perempuan di umur 20an, memiliki rumah meski tak besar, apalagi sambil di hadiahi sebuah mobil sedan, semua atas nama aku sendiri, siapa yang berani menolak. Ditambah bapak bilang, bapak akan menjamin kebutuhan hidupku from head to toe. Dan terbukti..bapak tidak pernah menelantarkan aku. Jadi, aku tidak pernah punya alasan untuk mengeluh kepada bapak.

beberapa hari yang lalu bapak menitipkan sejumlah uang yang sangat besar kepadaku. Bapak Memintaku untuk segera pergi dari rumah, pergi jauh, ke tempat dimana orang tidak ada yang tahu siapa aku. Wajah bapak tampak sangat cemas. Ketika kutanya apa semua baik2 saja, bapak hanya tersenyum. Tapi dalam hati aku tahu, ada sesuatu terjadi, sesuatu yang buruk. Aku menurut, karena aku mencintai bapak. Aku yakin bapak melakukan ini karena bapak juga menyayangi aku.
Tak disangka saat itulah terakhir kali aku bertemu bapak.

Dua hari kemudian, aku melihat bapak dalam breaking news sore.. Bapak ditangkap...diduga kasus korupsi besar..

Aku langsung menangis, demi melihat wajah bapak yang tampak letih. Aku limbung, aku kehilangan setengah jiwaku, penopang hidupku..bapak...
Aku segera berkemas, kubawa apapun yang bisa ku bawa, kutinggalkan rumah tanpa sempat kuucapkan salam perpisahan.
aku pergi tanpa tahu harus kemana..

...bicara cinta, apakah itu cinta?
Untukku cinta memang tidak pernah ditakdirkan untuk mempunyai mata. Dia hadir tanpa bisa melihat tapi dia bisa sangat peka untuk merasa.
Meski bapak didakwa dengan tuduhan 15 tahun penjara, aku tak gentar untuk tetap menunggunya. Aku yakin masih bisa berdiri tegak di hari pembebasan bapak nanti, tanpa berkurang sedikitpun rasa cintaku. Biar saja nanti aku yang menjamin kebutuhan hidup bapak, seperti yang sudah bapak lakukan selama ini. Biar saja bapak istirahat.
Dan kupastikan, aku akan selalu ada menemani masa tua bapak, tidak hanya 5jam dalam sehari, tapi seluruh waktu yang kupunya.

...Jika sudah begini, aku tak perlu bertanya lagi apa itu cinta...

Jumat, 26 November 2010

ngarep.com

ya..itu..kenapa saya terus terusan mencandu sesuatu yang suka bikin saya kecewa berujung dengan tangis menangis?
ga kapok apa ya..udah melambung tinggi2 trus tiba tiba..GEDUBRAAAKKKK...jatuh sejatuh2nya.
luka, sakit tapi..again melakukan hal yang sama over and over again...hufftt

apa itu pertanda saya bego? ato bodoh?
udah tau sakit, udah tau bakalan sedih, tapi masih dilakuin. apa namanya kalo bukan bego nyaris sinting?

katanya orang yang ga punya harapan itu orang yang putus asa..
katanya orang yang ga punya harapan itu sama aja dengan orang yang mati..

jadi demi ga mau disebut irang yang putus asa dan orang sekarat..
mari kita hisap lagi dalam-dalam harapan itu...
sampai kering air mata
sampai cape dibuatnya
sampai titik darah terakhir...

mu sedih, mu kecewa, mu nangis...mencandu harapan akan kehadiran dirimu, tetap akan kulakukan...

bertanya kepada Tuhan

Tuhan...
Mengapa Kau hembuskan sebuah harapan kepadaku, Kalau akhirnya Kau berikan kekecewaan besar untuk diriku..

Ahh...aku tak perlu bertanya karena Engkau Maha Tahu..

Lalu Tuhan..jika setiap harapan melahirkan rasa kecewa dan tangis, mengapa aku masih mencandunya?

Apakah ini pertanda bahwa aku bukan mahluk yang berpikir?

Sabtu, 13 November 2010

"ehhh...kenapa ini teh kok belum hamil2 seh???"



heloooowww.....kalau saya tahu jawabannya, udah dari kemaren2 kali saya beranak pinak

mereka bertanya

a baby..baru lahir, fresh dari perut sang ibu, dan bertanyalah mereka
"perempuan atau laki2 ?"
"berapa kilo, panjangnya?"

jalan berapa bulan sedikit, ni baby ditanyain lagi
"babynya udah bisa apa?"

setahun setelah itu
"udah bisa jalan belum?"
"bicara mungkin?"

empat tahun kemudian
"kapan di sekolahin?"

beberapa tahun kemudian
"kelas berapa sekarang?"

sementara, orangtuanya akan diajukan pertanyaan
"kakanya udah gede lo, kapan nambah ade lagi?"

sementara sang baby sudah beranjak besar, mereka bertanya kembali
"udah kuliah belum? kuliah dimana?"
"udah punya pacar belum?"

selesai kuliah
"udah kerja belum?"

selesai dapet kerja
"kapan kawin?"

selesai kawin
"udah punya anak belum?"

kalo belum punya anak juga
"kenapa belum punya anak?"

and so on, and so on, and so on..

pertanyaan2 wajar yang kadang statusnya jadi menyudutkan bagi yang harus menjawab.
saya jadi berpikir, kalau ternyata sepanjang hidup kita dijalani untuk menjawab pertanyaan2 mereka.



so, you're asking me the same questions and I'll answer with the same words..