grass

grass

Selasa, 15 Maret 2011

Hebohnya menjelang 4bulanan

Ketika sang perfeksionis bertemu dengan sosok yang praktis ga mau ribet. Jadinya? Tentunya yg perfeksionis lah yang nangis bombay.. :)

Menjelang 16minggu kehamilan, dari pihak keluarga sibuk bertanya, kapan syukuran 4bulanan. Sementara kita yg lg hepi2nya ngikutin perkembangan de2, ga terlalu berpikir ke arah sana (awalnya). Karena ada pertanyaan itulah akhirnya mau tidak mau dipikirin. Nah, berhubung ketemunya sama seorang perempuan perfeksionis yang kalo ada apa2 hrus betul2 detail, maka sibuklah perempuan ini merancang ini itu.

Kami sebetulnya hanya ingin kumpul keluarga, syukuran sederhana, berdoa bersama. Yang saya inginkan itu adalah moment kebersamaannya. Lagipula dipandang dari sudut keuangan, kebersamaan seperti ini lebih irit tapi momentnya dapet, secara finansial kami stoknya terbatas. Setelah obrol sana obrol sini, ternyata ada beberapa silang pendapat. dasarnya emang perempuan perfeksionis, begitu ada yang melenceng dari jalurnya, kepikiran deh ampe ga bisa tidur. Apalagi ketika keluarga berpendapat kami melakukan syukuran hanya terbatas keluarga saja karena dasarnya kami engga mau 'riweuh' alias repot..ga puguh katanya kalo ga undang ibu2 pengajian, ga ada ustadznya..alih2 begitu akhirnya mengambil kesimpulan 'ya sudahlah kalo ga mau riweuh kita ga usah kesana aja..'
Olaa la laaaa....ternyata maksud baik kami, di interpretasikan berbeda.
bisa gawat kalo mereka sampai 'pundung' ga mau nengokin kita ke kota kecil ini.
Sedihhhh bangeut..ketika apa yang kita pikirkan tidak sama dengan pihak keluarga. Bukan masalah repot yang kita pikirkan, kita hanya ingin yang sederhana, tokh syukuran 4 bulanan sifatnya tidak wajib bagi muslim. Kami hanya ingin kumpul2 keluarga, moment yang susah sekali ketemunya karena banyak yang tinggal beda kota.

Kepikiran sama kata2 'ga mau riweuh' itulah akhirnya ibu hamil yang perfeksionis ini semaleman ga bisa tidur. Semaleman kepikiran..intinya bumil ga mau pihak keluarga berkesimpulan 'kami ga mau direpotin'.
begitu pagi2 dengan tingkat ngantuk yg masih sedikit nempel, curcol lah bumil ini dengan sang suami. Yang pengen disampein itu, pokonya gimana ya caranya biar keluarga ga usah lagi ngasih kesimpulan yang sepihak. Nah, suami juga ga mudeng, dah keburu pusing n ngerasa ribet. Yang ada ngobrolnya sambil kucing2an. yg satu duduk yang satu mondar mandir, kejar2an. Yang satu ke kamar ikut ke kamar..eh yang perfeksionis ngerasa ga didenger deh curcolnya..jadinya? Nangis bombay deyyyy...

Oooo...yang perfeksionis cuman pengen didengerin, eh yang satu ngerasa pusing denger curhat bumil yg ribet.. :)
Sementara tingkat sensitivitas perempuan hamil lumayan tinggi, jadilah pagi2 udah nangis2an..
Akhir ceritanya, yang ga mau ribet, melukin bumil sambil sibuk nenangin.. :D
Meleleh deh dipelukin laki2 ganteng..

Betul, kata pendahulu2 kita, menikah itu bukan saja berlaku untuk dua orang. Tiket itu berlaku untuk ke dua belah pihak keluarga. Berusaha menyatukan dua keluarga dengan pendidikan dan tradisi yang berbeda. Berusaha menerima dan belajar mengambil jalan tengah yang adil, yang tidak berpihak kepada salah satu keluarga.

Baiklah..doakan kami ada rejeki lebih ya..hingga kami dapat mengadakan syukuran plus undang2 tetangga.

Eniwei..de, lagi apa didalem? Lg maen ya? Maaf ya tadi malem dibawa begadang sama bubu.
pokonya the most important thing..dede didalem yang sehat ya..we love u much much much...